Part 4 (Semestaku)


Aku kira kita tak akan pernah kembali. 

Aku kira kita hanya akan ditemukan pada kata dahulu. 
Ternyata salah. Tebakan ku keliru. Disini, aku pasti akan sampaikan banyak sekali terimakasih. 
Tolong jangan bosan mendengarnya. 


Terimakasih pada waktu yang telah memberikan kesempatan untuk melantunkan sebuah doa istimewa. Terimakasih pada semesta yang turut meng-aamiin-kan. 
Terimakasih padamu karena sudah mau memulai lagi. 

Aku mencintaimu. 
Ribuan hari telah kita lewati. 
Sebagai seorang anak, murid, kakak, adik, teman ataupun saudara. 

Dan untukku,
kau adalah orang yang paling aku cintai setelah-Nya, keluarga dan guru-guruku.

Kau tau?

Hari ini aku sangat merindukanmu. 
Ku kita semesta jahat, ternyata ia ingin kita lebih kuat. 
Menyiksa kita. 

Lebih tepatnya menyiksaku dengan rindu sepanjang malam. 
Yang semakin larut, ia tak pernah surut. 
Senantiasa pasang. 

Kamu adalah sejarah terindah dalam episode hidupku. 

Kamu adalah perjalanan paling panjang yang harus aku hadapi. 

Kau angkasa. 
Kau muara. 
Kau cita-cita. 
Kau asa.
Kau cinta. 
Kau semesta.  

Kau Rama, 
Aku Sinta. 
Kita; cinta.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url