Semestaku (part 5)



Kau pun berhasil menyadarkanku.

Bahwa masa depan yang indah tak cukup hanya diperbincangkan. Ia harus pula diperjuangkan. 

Dan mulai hari ini, aku akan memperjuangkan nya, disamping mu. Semoga aku layak. Membersamai langkahmu, sampai waktu yang tak terhingga. 


Walau entah seperti apa pada akhir, bukankah Allah ciptakan doa beserta pengabulannya? 

Bolehkah aku memintamu sebagai satu-satunya? 


Semoga kau pun demikian. Memintaku pada-Nya, sebagai satu-satunya. Dengan serius juga tulus. 


Kau tau? 

Memperbincangkan mu pada sekitar adalah kesukaanku. 

Bukankah dengan begitu mereka akan tau betapa kau istimewa. 

Dan lagi, itu adalah caraku mengobati rindu. 

Dengan bercerita panjang lebar tentangmu, rinduku padamu sedikit terobati. 

Kau selalu membuatku rindu, kau candu. 


Apalagi kala rintik air langit menyapa bumi, mengenangmu adalah opsi paling tepat. 

Menatap rintik air yang tak kenal keluh walaupun berkali-kali jatuh. Meresapi setiap dentingan melodi yang murni dicipta-Nya. 

Memejamkan mata, menikmati aroma alam kala hujan. 

Kemudian kau datang, menambah ukiran sabit di wajah. 

Ketika ragamu jauh pun, aku tetap merasakan kehadiran mu. 

Kau ada. Kau dekat. 


Itu perayaan rinduku, bagaimana dengan perayaan rindu mu? 

Apakah kau pernah merindukan ku?

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url