Semestaku (part 10)


 Seperti biasa, mataku enggan terpejam. 

Tengah malam masih saja terjaga. Mengenang senyumanmu yang semoga esok bisa sejenak menjadi penawar rinduku.

Kau pandai sekali membuatku rindu. 

Sayangnya, kau lupa memberitahuku cara mengobatinya. 

Kau, apa kabarmu? 


Sebentar sekali mataku terpejam dan tak memikirkan mu.

Lalu kembali terbuka, menyampaikan rindunya pada sekitar. 

Aku tak tau harus dengan apa aku mengobatinya 

Mengobati rindu yang tak jua surut kala malam semakin larut.

Aku merindukanmu. 

Dan merayakannya sendirian. 

Kau tau semesta ku? 

Rasa ini kembali lebih besar dari rasa sebelumnya. 

Begitupun dengan rindu, ia selalu bersemayam lebih lama. Mungkin karena sempat merasa malu karena telah merindukanmu diam-diam. Namun merasa tak pantas untuk mengungkapkan nya. 


Kau pusat semesta. 

Pusat dari segala rasa. 

Pusat dari segala asa. 


Kau muara. 

Tujuan akhir dari sebuah rasa bernama bahagia. 

Tujuan utama dari diperjuangkan nya sebuah cita dan cinta. 


Kaulah segala alasan. 

Kaulah semua sebab. 


Semesta ku. 

Kita sama-sama sedang berjuang, bukan? 

Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda.

Aku disini, dan kau jauh disana. Kita akan bersama mencapai sebuah akhir. 

Akhir dari sebuah perjalanan. 

Dan awal dari satu perjuangan yang lain. 


Berbekal kan bebagai pengalaman dalam hidup. 

Tolong berjanjilah, semesta ku. 

Berjanjilah untuk selalu ada dalam keadaan apapun. 

Berjanjilah untuk selalu menjadi perisai terkuat setelah ayah dan kakak laki-lakiku. 

Berjanjilah untuk tetap kuat apapun bentuk ujiannya.

Berjanjilah untuk selalu bersamaku. 


Jika suatu saat kau menemukanku kembali mengecewakan mu, berjanjilah untuk selalu memberitahuku. 

Jika setelah disatukan, kita harus menjalani lagi rindu yang dilahirkan jarak, tolong berjanjilah untuk selalu mendoakan ku. 


Semesta ku.. 

Maaf karena aku kembali menyampaikan perihal perpisahan lagu disini. Ini hanya ketakutanku saja. Betapa takut aku jika harus hidup jauh lagi denganmu. 

Benteng terkuat, perisai yang akan selalu melindungi ku. 

Teman hidupku. 


Kita harus menjadi pemenang. 

Jadilah pria kuat, semesta ku.! 

Karena aku adalah wanita lemah yang kelak akan sangat membutuhkan bantuanmu.

Tumbuhlah menjadi pria hebat, semesta ku!

Jadilah satu-satunya pria yang kelak akan aku banggakan pada sekitar. 

Mengenalkanmu pada mereka lalu membuat mereka terkagum akan Kehebatanmu. 


Aku nyatakan dengan tulus, aku adalah wanita beruntung karena memilikimu. 

Tolong berikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku. 

"Jangan kau ungkit apapun lagi, masa lalu biarlah menjadi masa lalu" Ucapmu. 

Namun, aku pasti akan selalu mengingatnya. Masa itu adalah masa yang akan selalu aku benci. Aku membenci diriku sendiri. 


Semesta ku... 

Kau tau? Aku pernah menjalani terberat dalam hidupku. Hari dimana aku harus mengorbankan kata kita untuk seseorang yang baru saja hadir dalam hidupku. Kau kira hanya bahagia yang aku rasakan pada hari itu? 

Kau keliru! Aku sangat merasa bersalah padamu. Dan itu berat sekali.

Ia ada, namun aku selalu merindukanmu. Ia selalu ada, namun kau yang sebenarnya aku inginkan kehadirannya. Ia membuatku melakukan kesalahan terbesar. Yaitu meninggalkanmu. Dan memilihnya. 


Ia berhasil membuatku wanita paling bodoh. Beruntung kau datang dan menarikku kembali ke dekapanmu. Kau kembali menenangkan ku. Kau kembali mengizinkan bahumu untuk menjadi tempatku pulang. Perlahan aku pulih, kau yang mengobatinya. 


Dan kini, semoga kau berkenan untuk membantuku untuk mengembalikan masa-masa itu. 


Semesta ku. 

Aku pulang. 

Padamu.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url