Semestaku (part 8)

 Cahaya arunika pagi ini menyapa lembut wajahku. Aku memejamkan mata sejenak, dimanjakan suasana.

Terlukis indah wajahmu disana. Benar, kau ada disana. Melambaikan tangan lalu, menyapaku. Tanpa berucap, kau tersenyum. 

Bersamaan dengan kelopak mataku yang kembali terbuka, kau menghilang. Ingin rasanya memejamkan mata lebih lama. Menikmatinya, mengobati rindu. 

Namun, bukankah aku harus melanjutkan langkah? 

Untuk menemuimu, lalu berjalan bersama setelahnya. 


Ingin aku berlari, tapi aku takut terjatuh karena lelah. 

Aku akan terus berjalan, tanpa berhenti.

Maaf jika aku sampai padamu sedikit lama. 

Aku berjanji untuk tidak berhenti. 

Kau akan menjadi isi hariku nanti. Hari-hari yang akan selalu aku kenang. Hari-hari yang akan terus terulang. 

Kau adalah harapan. 

Kau adalah salah satu mimpi besar. 

Kau adalah alasan aku ingin segera mewujudkan mimpi-mimpiku. 

Lalu menjalani sisa usiaku denganmu. 

Aku sungguh tak sabar menanti hari itu, hari dimana dengan lantang kau menyebutkan namaku dan nama ayahku, berikrar setia di saksikan jagat raya. 


Betapa indah hari itu.

Aku pasti akan sangat bahagia. 

Mengenangnya dalam hidup. 


Bolehkah aku meyakini hari itu akan menghampiri? 

Menjalani hari-hari bersama. 

Berbagi canda tawa. 

Mengeluhkan segala masalah yang menyesakkan dada.

Menjadikan pundakmu sebagai tempat kembali dan pulang.. Membayangkannya saja sangat indah. 

Semua tentangmu adalah kesukaanku. 


Tuhan Maha Baik, ya. 

Mengirim dirimu, menyempurnakan kurang ku.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url