Definisi sastra , Sejarah, Genre, dan Fungsi (Pendapat Ahli)
Sastra adalah aekspresi manusia dalam bentuk karya tulis atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, bahkan emosi dalam bentuk imajinasi, refleksi realitas atau data asli yang dibungkus dalam kemasan estetika melalui bahasa.
Pengertian tersebut diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997, hlm. 3) yang berpendapat bahwa sastra adalah ungkapan manusia berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan informasi berupa gambaran konkrit yang membangkitkan suatu minat terhadap alat bahasa.
Mengapa bentuk bisa berupa data imajiner atau bahkan data aktual sekaligus? Karena ada jenis karya sastra yang nonfiksi atau nonfiksi. Genre ini mengambil data nyata berupa berita atau sejarah kemudian merangkumnya dengan tulisan yang estetis agar lebih menarik bagi pembaca.
Sementara itu, meski sebuah karya fiksi, ia tetap bisa mencerminkan realitas. Seperti yang dikatakan Saryono (2009, p.18) bahwa karya sastra memiliki kemampuan untuk merekam pengalaman alam empiris maupun non-pengalaman supranatural.
Sederhananya, sastra bisa menjadi saksi bisu dan komentator kehidupan manusia. Latar belakang sastra tertentu dapat mencerminkan cara hidup masyarakat suatu daerah secara keseluruhan. Dari situ kita juga bisa belajar bagaimana budaya, kehidupan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dalam konteks ini. Kilatan sejarah penting juga dapat ditemukan seperti dalam novel "Bumi Manusia" karya Pram.
Pengertian sastra menurut para ahli
Mempelajari sastra adalah hal yang selalu dibicarakan. Maknanya terus diperdebatkan tergantung pada pendapat para aktor dan era. Jadi untuk mengetahui perkembangannya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui perbedaan pendapat para ahli tentang pentingnya dokumen ini.
Esten Mursal
Mursal Esten (Esten, 1978, hlm. 9) berpendapat bahwa sastra adalah ekspresi peristiwa artistik dan imajinatif sebagai ekspresi kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya, melalui bahasa sebagai media, dan berpengaruh positif terhadap kehidupan manusia.
Terry Eagleton
Sastra adalah karya tulis yang indah (belles lettres) yang merekam sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, diperdalam, dipadukan, diperpendek dan dipelintir, aneh atau dengan cara lain penggubahan estetika melalui alat bahasa (Eagleton, 2010, hlm. 4 ).
Sumber Atar
Suatu bentuk kreatif dan karya seni di mana subjek (atau subjek) adalah seseorang dan kehidupannya, menggunakan bahasa sebagai media (1988, p.8). Panuti Sujiman
Sastra adalah karya lisan dan tulisan dengan banyak karakteristik unggulan seperti orisinalitas, kesenian, keindahan dalam isi dan bentuk ekspresi (1990, p.68).
Ahmad Badrun
Menurut Ahmad Badrun, sastra adalah kegiatan artistik yang menggunakan bahasa dan simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang imajinatif (1983, hlm.16).
Sejarah lahirnya sastra
Pengetahuan ini sebenarnya sudah cukup tua. Pendahulunya adalah ketika filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM) lebih dari 2000 tahun yang lalu menulis sebuah buku berjudul Poetica (Yunani) yang berarti: penyair, penulis, pencipta. Artikel ini membahas tentang tragedi dan teori sastra secara umum. Selain itu, istilah Poetica dalam sastra disebut dengan berbagai istilah. Misalnya, W.H. Hudson menyebutnya sebagai studi teks. Sastra sendiri berasal dari kata latin yang berarti kajian, tulisan atau tata bahasa.
Rene Wellek dan Austin Warren menamakannya Teori Sastra. Selama ini, André Lefevere menyebutnya sebagai Literary Knowledge atau pengetahuan sastra. Sedangkan A. Teeuw menggunakan istilah Literary Scholarship untuk mengartikan ilmu sastra.
Jenis karya sastra
Jika memperhatikan definisi di atas, banyak yang akan merujuk pada karya-karya yang imajinatif secara estetis. Pasalnya, bidang tersebut sering diidentikkan dengan genre imajinatifnya seperti prosa fiksi dan puisi. Walaupun banyak sekali tulisan non fiksi dan non fiksi yang tercipta, hanya saja ketika kita menikmatinya kita tidak merasa sedang membaca sebuah karya sastra.
Berikut pembagian genre sastra menurut Sumardjo & Saini (1997, hlm.18).
Pembagian cabang/jenis sastra menurut Sumardjo
sastra fantasi
Sastra fantasi dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu puisi dan prosa
Puisi
Puisi adalah bentuk tulisan bebas, ungkapan dan gagasan pengarang dalam bentuk syair yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan teks estetis yang dapat menggugah dan menyampaikan pesan secara tidak langsung melalui gaya bahasa yang berbeda.
Genre sastra Puisi memiliki banyak genre seperti puisi: epik, lirik, drama, dll. Penjelasan lengkap tentang puisi tersebut dapat dilihat pada artikel di bawah ini:
Prosa
Prosa adalah menulis sebagai cerita atau cerita yang memplot rangkaian peristiwa yang beragam yang diciptakan dari imajinasi, mencerminkan realitas dan/atau data dan informasi faktual berdasarkan fakta ilmiah.belajar. Jenis karya sastra ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu prosa fiksi (penceritaan peristiwa atau kejadian nyata) dan non fiksi (tidak benar).
prosa fiktif
Singkatnya, prosa adalah genre sastra yang berfokus pada teks naratif (cerita). Prosa fiksi adalah menulis cerita yang plotnya dibuat dari imajinasi atau refleksi dari kenyataan yang juga dapat diambil dari data nyata seperti sejarah. Hanya aktor, tempat, atau plot yang ditemukan. Contohnya adalah novel sejarah karya Pramoedya Ananta Toer.
Prosa fiksi dapat dibagi menjadi beberapa kategori lain seperti:
1. Novel. Sebuah karya prosa fiksi dengan sejarah panjang dan rangkaian peristiwa yang mendetail dan komprehensif.
2. Cerpen (Cerita Pendek). Prosa adalah aspek materi yang sangat terbatas, menghasilkan cerita yang jauh lebih pendek daripada novel.
3. novelet . Jumlah halaman dan panjang ceritanya lebih pendek dari novelnya tetapi masih lebih panjang dari cerpennya, sekitar 60-150 halaman.
Drama
Drama adalah cerita yang menggunakan dialog sebagai bahan utama untuk menyampaikan cerita dan berbagai rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Dalam proses kreatifnya, Drama dijadikan naskah yang kemudian dipentaskan dalam pertunjukan Seni Teater atau bahkan diputar (diadaptasi) menjadi Film.
Drama dibagi menjadi dua jenis sebagai drama prosa dan drama puitis. Selanjutnya, dapat dikategorikan menjadi: Komedi, Tragedi, Melodi, Tragedi.
sastra nonfiksi
Sastra nonimajinasi adalah karya yang tidak muncul dari imajinasi belaka dan didasarkan pada data ilmiah faktual. Jenis tulisan ini mengambil informasi dari sumber terpercaya kemudian mengemasnya menjadi teks estetik agar lebih menarik dan memikat pembaca.
Beberapa contoh:
- Karangan
- Komentar
- Cerita
- Memoar
- Sejarah
- memori
- Buku harian
- Surat
fungsi sastra
Sastra memiliki banyak fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia. Amir (2013) mengungkapkan bahwa beberapa fungsi sastra adalah hiburan, pendidikan, keindahan, moralitas, dan religi. Buku ini tidak hanya membawa kegembiraan bagi pembacanya tetapi juga memberikan pengetahuan melalui nilai-nilai ekstrinsik yang dikandungnya. Fungsi hiburan (responsif)
Karya sastra dapat menghibur pembacanya. Bawa tawa ke cerita lucu, berikan hiburan cerdas melalui konten ide segar, bangkitkan kepekaan manusia melalui cerita tragis, ambil inspirasi dari cerita seseorang, dll
Fungsi pendidikan (diaktif)
Edukatif adalah hakikat karya yang dibuat dengan penuh perhatian pada isi dan bentuk yang mendasarinya. Sehingga dapat memberikan informasi, pengetahuan, wawasan atau hikmah baru yang mungkin relevan dengan kehidupan.
Estetika (Estetika)
Seperti halnya puisi, karyanya hanya bisa membawa keindahan atau nilai estetika yang disampaikan pengarangnya. Barulah, bagusnya, ide berpikir kreatif bisa dinikmati dan digugah oleh pemirsa/pembaca.
Fitur ini juga dapat melatih kreativitas pembaca. Karena mereka memiliki ruang untuk memberikan interpretasi dan pandangan pribadi dari berbagai kata yang disusun oleh Penulis.
Fungsi sosial
Sastra dapat menginspirasi pembaca untuk menjadi lebih sadar akan isu-isu sosial yang terjadi di seluruh dunia. Melalui perumpamaan atau renungan faktual, koran ini juga bisa mengkritik tanpa menghakimi, karena tidak secara langsung ditujukan kepada pihak atau individu yang terlibat. fungsi sejarah
Sejarah terlalu sering didominasi oleh kepentingan pendukung zamannya. Sementara sejarah bisa sangat sepihak dan tidak objektif. Sastra dapat menjadi saksi bisu dan komentar atas peristiwa yang terjadi di sekitar penulis.